Optimis,
Dekat , Bermakna
Perkenalkan , saya Anas Wicaksono seorang mahasiswa biasa
yang mempunyai sebuah mimpi besar untuk menciptakan sebuah departemen yang
benar-benar dekat dengan semuanya, mahasiswa, pejabat kampus, dan bahkan supir
bikun. Ya semua itu memang mimpi, tetapi mimpi yang akan terwujud bersama
Adkesma BEM UI 2014. Optimisme dapat hadir kapanpun, dimanapun, dan untuk
siapapun jiwa-jiwa yang memiliki mimpi. Tetapi menurut saya optimisme sejati
adalah ketika kemauan besar diracik bersama niat yang tulus serta dipadukan
bersama kemampuan yang memadai. Ya itulah optimisme sejati, bukan sekedar
optimisme di bibir saja. Optimisme harus ada pada diri setiap orang, tidak
peduli siapa dia, apapun pekerjaannya, semua orang harus tetap optimis jika ia
ingin hidup. Tidak sedikit orang yang memutuskan mengakhiri hidupnya karena dia
telah kehilangan asa. Merasa keadaan sudah tak dapat diubah, merasa masalah
kehidupannya adalah masalah terberat yang pernah ada, dan banyak sebab banyak
orang kehabisan harapan. Apakah kita ingin menjadi manusia yang kehabisan
energi akibat tak punya rasa optimis? Hanya diri kita yang dapat menjawabnya.
Optimisme ini lahir awalnya bukan dari dalam jiwa ini yang mungkin sedang
tertidur. Kata-kata penyemangat dari teman terdekat, orang tua, akhirnya
membangunkan optimisme yang telah tertidur sekian lama. Sejenak saya berpikir
mengapa mereka menyemangati saya ketika saya pun tidak punya rasa sedikitpun
untuk berlari mengejarnya? Apakah mereka mengenal saya melebihi diri saya sendiri?
Ya pertanyaan inilah yang masih saya cari jawabannya. Lalu saya pun mulai
berpikir, mengapa mereka begitu percaya pada saya, sedangkan saya tidak percaya
pada diri saya sendiri? Jawabannya adalah “saya tidak mengenal diri saya dengan
baik” selam ini. Lalu Allah pun mengirimkan jawabannya melalui teman saya. Ia
mengajak saya bersama teman yang lain untuk menjelaskan kelebihan dan
kekurangan dari teman-temannya. Ya disaat itu saya sadar bahwa masih banyak hal
yang perlu saya benahi dan rasa optimis untuk memperbaikinya pun muncul. Ya
saya membuktikan bahwa optimisme dapat muncul ketika kita sadar apa yang kurang
dari diri kita dan kita memiliki kemauan untuk memperbaikinya.
Dekat ? Apakah arti dekat ? 5 cm ? Ya itu memang dekat.
Tapi menurut pandangan saya dekat adalah ketika kita bisa berjalan beriringan
mencapai tujuan, diselingi senda gurau, tangis, dan beragam konflik. Ada yang
bilang kamu tidak akan menemukan sahabat sejati dalam kesenangan, persahabatan
sejati akan kita temukan ketika kita telah merasakan merasakan beragam keadaan
bersamanya. Kedekatan tidak dapat dibangun dalam satu malam, kedekatan adalah
akumulasi dari proses saling percaya, jujur, dan saling mendengarkan satu sama
lain. Jika ingin dekat, selamilah kepribadian nya dan cobalah berada pada
posisinya. Jika ingin dekat, hilangkanlah niat-niat miring yang menjadi alasan
untuk dekat dengan dia. Ya itulah semangat awal mengapa departemen ini haruslah
#Dekat dengan semuanya.
Bermakna ? Apakah arti bermakna ? Apakah meninggalkan
goresan kesan di hati setiap orang yang merasakannya ? Bisa. Tapi yang
terpenting apabila kita ingin memberikan makna untuk orang lain adalah berikan
manfaat sebesar-besarnya tanpa diselingi pamrih, ingin dipuji, dan berharap
terima kasih. Karena manfaat itu tak dapat dilihat, namun dapat dirasakan. Karena
“…..Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang
paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)
catatan : ini adalah karya otentik dari pemikiran saya untuk mengajukan diri sebagai Calon Kepala Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa BEM UI 2014